Malam ini...
aku pertanyakan kembali segalanya
segala yang aku lihat...
karena aku disini..
tersayat dingin..
terasuk sepi..
aku mencari...
dimanakah Engkau ya Tuhan..
aku menginginkan kasih-Mu
aku bukan apa-apa tanpa-Mu
aku ini pohon rindang
ditengah padang rumput luas yang hijau,
segar dan mempesona.
tapi aku hanya sebatang pohon..
hanya sebatang,
aku sendirian...
menagis diantara rimbun daunku
diantara gelak tawa padang rumput...
ditengah desiran angin barat
Aku sebatang pohon ya Tuhan..
kenapa tetap Engkau pancangkan akarku ke bumi?
kenapa tetap Engkau lebatkan daunku
padahal aku sendirian..
aku tidak berarti
Sabtu, 25 September 2010
Rabu, 08 September 2010
Aku suka hujan..
Hujan… dan hujan…
Airnya dingin menusuk..
Dikabarkan oleh hembusan angin
Aku ingin menjadi hujan…
Membasuh semua kedukaan..
Menghidupkan hijaunya semangat..
Dirindukan tanah gersang..
Aku ingin menjadi hujan
Melayang tinggi ditengah cakrawala..
Dibawah naungan para malaikat
Hujan… aku menantimu didekat jendelaku
Engkau berjanji akan turun malam ini
Menyapa gadis kecilmu
Matanya terpejam…
Mencari-cari dirimu dalam senja..
Namun engkau tak jua datang..
Ia mulai risau..
Dipandangnya horizon tak berujung..
Berharap dapat menyongsongmu segera…
Dadanya sesak….merindukanmu
Menantikan engkau mencium tanah…
Menyanyikan senandung malam
Gemercik pengantar mimpi indahnya malam ini..
Ia menanti disana…
Engaku bisa melihatnya
Setia menunggu, didekat jendela mungil itu..
Senja berlalu…
Ia masih disitu…
Hujan…..
Engkau tak datang malam ini…
Tak kau penuhi janjimu
Gadis kecil itu…
Engakau bisa lihat derap kecewa memantul dari matanya..
Hujan…
Malam ini engkau tak turun dari langit
Tapi dari mata gadis kecil itu..
Hujan… dan hujan…
Airnya dingin menusuk..
Dikabarkan oleh hembusan angin
Aku ingin menjadi hujan…
Membasuh semua kedukaan..
Menghidupkan hijaunya semangat..
Dirindukan tanah gersang..
Aku ingin menjadi hujan
Melayang tinggi ditengah cakrawala..
Dibawah naungan para malaikat
Hujan… aku menantimu didekat jendelaku
Engkau berjanji akan turun malam ini
Menyapa gadis kecilmu
Matanya terpejam…
Mencari-cari dirimu dalam senja..
Namun engkau tak jua datang..
Ia mulai risau..
Dipandangnya horizon tak berujung..
Berharap dapat menyongsongmu segera…
Dadanya sesak….merindukanmu
Menantikan engkau mencium tanah…
Menyanyikan senandung malam
Gemercik pengantar mimpi indahnya malam ini..
Ia menanti disana…
Engaku bisa melihatnya
Setia menunggu, didekat jendela mungil itu..
Senja berlalu…
Ia masih disitu…
Hujan…..
Engkau tak datang malam ini…
Tak kau penuhi janjimu
Gadis kecil itu…
Engakau bisa lihat derap kecewa memantul dari matanya..
Hujan…
Malam ini engkau tak turun dari langit
Tapi dari mata gadis kecil itu..
Selasa, 10 Agustus 2010
DUA ARGUMEN SALAH
Cinta itu sederhana ..
Sesederhana lingkaran ..
Oh ya??
Tapi lingkaran itu rumit
Tak berujung.
Itulah sebabnya ia dikatakan sederhana
Kenapa harus membuat segala sesuatunya rumit
Padahal mudah
Cinta itu sederhana namun membingungkan
Lho… tadi dikatakan cinta itu mudah
Jangan salah tanggap
Membingungkan bukan berarti rumit
Segala sesuatu yang membuat orang bingung itu rumit
Tahu dari mana
Tak ada yang memberi tahu
Sadarkah?
Kenapa kita memperdebatkan soal cinta.
Cinta itu sendiri tak peduli
Bukankah ini jadi rumit ?
Cinta itu sederhana ..
Sesederhana lingkaran ..
Oh ya??
Tapi lingkaran itu rumit
Tak berujung.
Itulah sebabnya ia dikatakan sederhana
Kenapa harus membuat segala sesuatunya rumit
Padahal mudah
Cinta itu sederhana namun membingungkan
Lho… tadi dikatakan cinta itu mudah
Jangan salah tanggap
Membingungkan bukan berarti rumit
Segala sesuatu yang membuat orang bingung itu rumit
Tahu dari mana
Tak ada yang memberi tahu
Sadarkah?
Kenapa kita memperdebatkan soal cinta.
Cinta itu sendiri tak peduli
Bukankah ini jadi rumit ?
RELASI DALAM GALAKSI
Sendainya bumi ini datar, aku ingin sekali pergi ke ujungnya.
Di timur
Aku ingin melihat matahari terbit
Mendesak bulir halus keringatku.
Panas namun sejuk terasa ..
Semilir angin fajar
Begitu lembut..mesra dan mendayu
Menciumi wajahku yang mulai kemerahan..
Matahari mekar ..
Sinarnya berkilau melebihi emas di bara api
Sinarnya tajam perlahan…
Mengobati setiap goresan luka
Bahkan hati yang terabaikan
Ditembus hangat
Kenapa matahari harus ada?
Mengapa?
Biarkan saja bumi sendiri
Dalam gelap dan dingin
Biarkan ia merasakan pahit dan getir
Jangan kawani dia
Biar ia dapat merasa…
Agar ia peka
Supaya dia tegar dan padat
Tapi kenapa harus ada luka sebelum sembuh?
Kenapa harus ada sedih sebelum senang?
Kenapa bulan setia pada bumi?
Tidakkah ia ingin berpaling?
Menyelewengkan orbitnya pada planet lain?
Bumi bahkan lebih kecil dari Jupiter
Bumi tak lebih indah dari saturnus.
Bulan mencintai bumi…ia setia
Tapi bumi mencintai matahari..dan ia setia
Matahari…
Ia dicintai oleh semua planet
Namun matahari mencintai jagat raya
Yang sudah pasti meiliki lebih banyak cinta dari benda-benda langit lainnya
Kenapa? Kenapa? Cinta yang terkait itu..
Tak pernah bisa terbalaskan ..
Sendainya bumi ini datar, aku ingin sekali pergi ke ujungnya.
Di timur
Aku ingin melihat matahari terbit
Mendesak bulir halus keringatku.
Panas namun sejuk terasa ..
Semilir angin fajar
Begitu lembut..mesra dan mendayu
Menciumi wajahku yang mulai kemerahan..
Matahari mekar ..
Sinarnya berkilau melebihi emas di bara api
Sinarnya tajam perlahan…
Mengobati setiap goresan luka
Bahkan hati yang terabaikan
Ditembus hangat
Kenapa matahari harus ada?
Mengapa?
Biarkan saja bumi sendiri
Dalam gelap dan dingin
Biarkan ia merasakan pahit dan getir
Jangan kawani dia
Biar ia dapat merasa…
Agar ia peka
Supaya dia tegar dan padat
Tapi kenapa harus ada luka sebelum sembuh?
Kenapa harus ada sedih sebelum senang?
Kenapa bulan setia pada bumi?
Tidakkah ia ingin berpaling?
Menyelewengkan orbitnya pada planet lain?
Bumi bahkan lebih kecil dari Jupiter
Bumi tak lebih indah dari saturnus.
Bulan mencintai bumi…ia setia
Tapi bumi mencintai matahari..dan ia setia
Matahari…
Ia dicintai oleh semua planet
Namun matahari mencintai jagat raya
Yang sudah pasti meiliki lebih banyak cinta dari benda-benda langit lainnya
Kenapa? Kenapa? Cinta yang terkait itu..
Tak pernah bisa terbalaskan ..
Minggu, 08 Agustus 2010
Minggu, 01 Agustus 2010
Bulan Suci Menanti Hari Kematianku
Malam ini begitu dingin…sepi dan mencekik.
Aku tidak sedang membicarakan tentang hantu atau teman-temannya
Aku bahkan tidak peduli walau mereka ada
Entah mengapa masih ada yang mengganjal disini
Seolah ada yang kurang
Ada yang hilang…
Ramadhan lalu ..
Aku kuras air mataku
Mungkin sia-sia… mungkin tidak.
Kini aku bertemu dengan Ramadhan
Untuk ke-enam belas kalinya..
Tepat di bulan kematianku..
Aku melihat cahayanya..
Namun kali ini miris hatiku,
Tak dapat kuteteskan air mata itu lagi
Tak tau dulu kulakukan untuk siapa
Sepertinya untuk meratapi diri sendiri
Kadang aku sering tak sengaja
Berfikir…
Tapi kemudian seperti terhenyak lagi..
Aku tak ingat apa yang sedang kupegang ..
Malam ini begitu dingin…sepi dan mencekik.
Aku tidak sedang membicarakan tentang hantu atau teman-temannya
Aku bahkan tidak peduli walau mereka ada
Entah mengapa masih ada yang mengganjal disini
Seolah ada yang kurang
Ada yang hilang…
Ramadhan lalu ..
Aku kuras air mataku
Mungkin sia-sia… mungkin tidak.
Kini aku bertemu dengan Ramadhan
Untuk ke-enam belas kalinya..
Tepat di bulan kematianku..
Aku melihat cahayanya..
Namun kali ini miris hatiku,
Tak dapat kuteteskan air mata itu lagi
Tak tau dulu kulakukan untuk siapa
Sepertinya untuk meratapi diri sendiri
Kadang aku sering tak sengaja
Berfikir…
Tapi kemudian seperti terhenyak lagi..
Aku tak ingat apa yang sedang kupegang ..
Langganan:
Postingan (Atom)