************************dilanjutkan*************************
Ketika penaku mulai terasa gatal, jutaan kata berdesakkan meluncur. Memaksa,berjubel-jubel bahkan kadang tertahan untuk dikeluarkan. Lihatlah sekarang ! bisakah kau melihatnya? Oh… membosankan ! tapi inilah tulisanku. Sesuatu yang membuatku kadang merasa berharga dalam dunia yang kuanggap murahan. Ayolah, ada yang lebih penting dari ini, itu pasti fikirmu. Aku hanya ingin sedikit berbagi disini. Kejujuran. Point itu sangat didambakan sekaligus dibenci. Dilematis bukan ? aku hanya ingin mencoba jujur. Ya.. aku bicara padamu, ingin bicara. Dengarkan ! kau tidak mau? Baiklah kalau begitu, luangkan sedikit saja, sedikit saja aku mohon… dengarkan segelintir kata-kataku. Aku bersumpah ini bukan rayuan ! kau tidak akan jijik, percayalah.
**************************************************************************************
Kau tahu? Aku mencintai duniaku. Aku suka menulis. Sederhana bukan? Aku tak butuh pembaca, namun aku butuh dirimu untuk menilai. Aku hanya menulis sekehendak pena dan fikiranku. Aku tak punya tujuan yang jelas dalam hal ini. Aku hanya ingin merasa lebih baik. Ya… merasa lebih baik ! aku selalu mendapatkannya sesusai menulis. Namun aku hanya manusia biasa, setelah menulis aku sering berfikir bahwasannya ideku yang sesungguhnya belum tertuliskan. Itu memang benar ! aku merasa kesempatan untuk menuliskannya sangat irreversible. Entahlah ! aku yakin kau bingung ! aku yang menulis pun lebih bingung !
**************************************************************************************
Orang yang teramat perasa sering sekali khawatir. Khawatir tak dapat merasakan apa yang dirasa orang lain. Sebliknya, orang yang tak perasa biasanya jarang khawatir dan hidupnya selalu bahagia. Apa yang perlu dikhawatirkan didunia ini selain diri sendiri? Aku tak ingin memaksa siapapun, begitu pula sebaliknya. Aku hanya ingin semua orang bahagia. Namun kadar bahagia setiap orang berbeda. Jadi .. simpulkanlah sendiri. Aku tak peduli.
*************************************************************************************
Jangan menyuruh seseorang untuk menangis. Suruhlah orang itu tidur. Siapa tahu dalam mimpi ia menangis.
*************************************************************************************
Bacakanlah dongeng untuk anak TK, bacakanlah roman untuk para remaja. Namun jangan bacakan apapun untuk orang tuli. Suruhlah ia membaca sendiri. Biarkan ia mendengar suara hatinya dalam dunia yang senyap.
*************************************************************************************
Ketika kau dipilih menjadi manusia, kau telah dengan muluk berjanji. Simaklah janjimu sendiri.
1. Aku akan taat pada Tuhanku.
2. Aku akan menerima dan menyeimbangkan akal,perasaan dan hawa nafsu.
3. Aku akan hidup untuk menjadi pemimpin.
4. Aku akan belajar dan menimba ilmu.
5. Aku akan kembali pada Tuhanku dengan banyak bekal.
Aduh… rasa-rasanya kau belum genap melakukan semuanya. Benar kan? Tentu saja benar. Terserah aku mau menyebutnya benar atau salah. Ini tulisanku, tolonglah jangan perotes walau kau tak setuju. Manut saja-lah. Itu akan membuatku bahagia sebagai penulis amatir yang ingin disebut logis.
************************************************************************************
Manusia itu apa? Apa itu manusia? Ingin tahu hakikatnya saja aku bisa mendapat berjubel jawaban yang semuanya membuatku pusing. Hanya soal manusia saja takan habis dibahas dalam satu malam. Hanya definisinya saja perlu dirundingkan dan diperdebatkan. Selalu saja seperti itu. Manusia? Tidak bisakah sepakat dalam satu hal tanpa cekcok?
************************************************************************************
Jikalau Tuhan mau aku terlahir tanpa kaki, Ia bisa melakukannya. Jikalau aku berkehendak tak ingin memiliki kaki, maka Ia takan melarang. Aku berhasrat mengejar sesuatu, Ia akan berhenti didepanku dan menawarkan pesawat jet. Ketika aku menjerit kesakitan,Ia hadir mengusir sakit itu. Ketika aku kesepian aku membayangkan kasih-Nya, Ia melipur kesepian itu dengan mengirimiku berbagai macam bingkisan kebahagiaan. Pada suatu ketika aku merasa kosong, Ia menyesakiku dengan cinta. Ia selalu ada disamping, sekitar, sekeliling dan seluruh diseluruh fragmen-fragmen hidupku. Sebenarnya aku tak pantas menerima kebaikan-Nya itu. Hingga aku bertanya-tanya, “mengapa Tuhan begitu baik?’’…
Kalian tahu jawabannya…
************************************dilanjutkan*****************************************
Rabu, 07 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar