Jumat, 19 Februari 2010

FIKIRAN TERLINTAS




Kata-kata tak penting bagiku, harta tak berguna. Rupa hanya sementara tak penting sama sekali. Tak ada dunia penting yang akan membuat diriku penting.

*********************************************************************************

Tahukah kau bahwa aku, ingin kau kembali dalam percikan embun dan buaian rumput. Teringat masa lalu hanya membuatku semakin jatuh dan terpuruk kedalam parit kesia-siaan.

*********************************************************************************
Ingin menangkap ikan namun tanpa jala. Ingin menjaring kerang namun tiada daya. ingin bernyayi tapi tak bersuara. Ingin hening dalam taman rekreasi. Mustahil !!! berfikir tiada otak ! berjalan tiada kaki, aaah.. tapi mungkin jua. Apanya yang mungkin ? semua berkemungkinan untuk mungkin. Tak berotak jua namun bernaluri, lebih berarti bukan ? hanya diampun takan apa. Nantinya datang jua. Takdir dan Tuhan itu ada.

**********************************************************************************
Gigi dan mulut bercerita ria, mata dan halis saling bersua. Aku menonton, melihat, memperhatikan juga mengawasi. Hanya ingin tahu sebenarnya. Aku yang empunya. Aku yang berkuasa. Tapi tak tahu dan bingung dengan mereka yang ku kuasai. Hanya setitik air pun sudah buatku kaku dan bersedih. Apa yang sebenarnya. Bahkan aku tak tahu apa yang benar dan benar-benar serta ada benar apa yang benar itu apa benar ?

***********************************************************************************
Tolong aku ! selamatkan aku ! nadamu mengancam dan mencekam. Aku menoleh, sedikit iba dan berjuta muak. Pantaskah kau? Aku tolong? Mestinya tidak. Apa pengaruhmu bagiku ? kita dilahirkan ke dunia ini sendiri, tak perlulah sekarang kau meminta bantuanku. Jangan pandang aku seperti itu ! aku tak akan menolongmu. Singkirkan mata memelas itu ! aku hanya orang tua renta yang juga tak ditolong siapapun. Terasing dan tidak diacuhkan dunia.

************************************************************************************
Aku ingin menceritakan sebuah kisah lucu dan jenaka dari negeri yang tak pernah ada. Tapi tiba-tiba aku tertawa, kalin memandang. Heran ! aku tambah geli. Kalian tambah heran. Aku kembali meledak dalam tawa, kalian tercebur dalam kebingungan. Aku girang dan tambah terbahak. Kalian menyipitkan mata. Benar-benar bingung dan heran !

*************************************************************************************
Suara itu meraung-raung. Mataku terpejam, aku hanya sedang bosan, sungguh ! dunia hari ini begitu menyebalkan, entah apa yang terjadi padanya. Yang nyata dan fatamorgana semuanya sama. Begitu membosankan. Ingin rasanya aku buang semua ini ke tong sampah, supaya habis dimakan tikus atau keropos dikunyah rayap. Apapun itu, rasanya aku sudah tak peduli. Semua hal di dunia ini sudah tak mengena lagi dihatiku. Aku seperti sudah terlalu tua untuk dunia ini. Aku tidak dalam jalur itu lagi. Aku memutuskan untuk keluar. Menyimpang. Aku ingin menemukan apa yang kucari. Tapi kini aku tersesat dalam dunia yang begitu sempit. Ingin aku menyumpahi semua orang. Menggulung-gulung tubuh mereka dan menjadikannya lipatan perkamen agar anak-anak bisa menulis dan menggambar.
Tapi sekarang aku disini, didalam sini. Memuakkan ! bahkan sesekali aku tak ingin berpaling walau untuk sekedar melihat kesamping. Tak ada gunanya. Akan seperti itu juga yang terlihat. Hanya dalam mimpi, kutemukan dunia yang begitu luas, didalamnya aku hanya seorang anak kecil. Anak kecil yang meminum bergelas-gelas anggur dan tidur diatas kasur empuk awan. Oh ! begitu indahnya. Namun semua itu hancur mendadak. Sang raja hari dengan tak sabar mengetuk pintuku dan memaksaku bangun dengan kilauan cahanya. Tuhan …. Aku tak ingin bangun… aku ingin disini… izinkan aku… tolonglah..
Namun waktu seperti pisau yang diputar dengan sudut 360 dan dengan kecepatan melebihi cahaya. Aku enggan menyentuhnya. Aku hanya berharap ia mau sedikit berbaik hati, memberiku sedikit kelonggaran di dunia yang sesak sempit ini. Menurut takaran manusia normal, aku masih muda. Tapi , entahlah ! aku sudah lelah dan merasa sangat tua dalam dunia yang membosankan ini !

************************************************************************************
Ketika dirimu tertidur, tangan Tuhan menggapai keningmu, membelai untaian rambutmu dan menyejukkan mata dinginmu. Ketika dirimu berjalan dalam gelap, Tuhan hadir sebagai berkas cahaya yang menjalari kakimu agar tetap berjalan lurus. Ia selalu dan tepat seperti apa yang kau fikirkan.

*************************************************************************************

Jangan kau pedulikan kata orang, menulis adalah hidup dan hak mu. Jangan khawatir !
Orang-orang bodoh yang menjelekkan tulisanmu sebenarnya sedang memandangi refleksi mereka sendiri. Tak ada yang salah dalam menulis. Sekalipun kata-katamu rancu tak berpola. Tapi kau tetap dirimu sendiri. Tulisan itu milikmu seluruhnya. Tak usah risau dengan kritikan, anggap saja itu hanya kubangan lumpur di jalan becek. Namun ingat satu hal, pembaca bukanlah tanggung jawabmu, meski kau membutuhkan dengan sangat. Mereka lepas dari lingkaran atau tidak itu bukan masalahmu.

*************************************************************************************
Terkadang, apa yang kita inginkan adalah hal yang paling kita hindari. Cobalah !

*************************************************************************************
Jika seandainya kau tahu lebih awal. Aku bersumpah kau takan mau terlahir ke dunia ini. Seandainya kau tahu lebih awal,kau akan minta banyak perubahan disini. Kalau kau tahu lebih awal, kau akan memelas pada Tuhan. Jika kau tahu lebih awal,maka kau ingin mengatur semuanya sendiri. Sadarkah ? kita selalu ingin tahu lebih awal. Jikalau kau tahu lebih awal, dunia ini takan menarik lagi.

*************************************************************************************
Hey kalian ! Coba kemari sebentar !
Ya… kesini, coba menepi sebentar.
Apakah kau punya waktu ?
Ayolah…
Sebentar saja.
Dengarkan ini…
Bisakah kau mendengarnya?
Cobalah…. dengarkan.
Kemari sebentar…
Tahan matamu disini.
Hingga kalimat terakhirku usai.


************************dilanjutkan****************************************************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar